Bukti ISC Tidak Berbeda dengan Petral-PES


"Pengalaman buruk tata kelola pengurusan BBM dan crude oil oleh Petral-PES di masa lalu, yang tidak transparan dan rentan digerogoti mafia migas dan para pemburu rente, mestinya tidak lagi dilakukan oleh ISC Pertamina saat ini," kata Erwin saat berbincang dengan Aktual di Jakarta, Senin (1/6).


Jakarta, StarNews — Bareskrim Polri waktu ini tengah jalankan penyelidikan dugaan terjadinya tindak pidana korupsi & tindak pidana pencucian duit dalam tender pengadaan LPG PT Pertamina (Persero) lewat satuan usahanya, Integrated Supply Chain (ISC) & dimenangkan oleh Keseluruhan Asia Trading Pte Ltd. 

Terhadap penyelidikan itu, Bareskrim didapati sudah melayangkan sensor kepada Manager Market Analysis & Development ISC Pertamina, Anizar Burlian kepada 28 Mei 2015 dulu. & hri ini, Senin (1/6), Bareskrim serta memanggil Direktur Mutlak Pertamina, Dwi Soetjipto. 

Menyikapi hal tersebut, Direktur Indonesian Mining and Energy Studies (IMES) Erwin Usman menegaskan bahwa pembenahan bagian migas membutuhkan keseriusan & transparansi publik. Aplikasi asas good corporation governance (GCG) mutlak dilakukan ISC Pertamina utk membenahi bagian impor ekspor minyak, termasuk juga di dalamnya bagaimanakah wujudkan BBM yg murah & gampang diakses oleh rakyat. 

"Pengalaman tidak baik tata kelola pengurusan BBM & crude oil oleh Petral-PES di periode dulu, yg tak transparan & rentan digerogoti mafia migas & para pemburu rente, selayaknya tak lagi dilakukan oleh ISC Pertamina diwaktu ini," kata Erwin diwaktu berbincang dgn Aktual di Jakarta, Senin (1/6). 

Oleh dikarenakan itu, sambung Erwin, sejak awal, agenda pembubaran Petral-PES & audit forensik, tidaklah lumayan. Pertamina yang merupakan induk perusahaan seharusnya serta menjadi perhatian serius. 

"Performa Petral-PES yg tidak baik, cermin dari amburadulnya tata kelola korporasi yang baik di induknya, Pertamina," jelas Erwin. 

Tuturnya, perbaikan tata kelola migas wajib diikuti bersama penataan instrumen system manajemen Sumber Daya Manusia di dalamnya. Struktural reform mesti dilakukan utk menghindari beberapa orang yg terlibat dalam amburadulnya pengurusan pengadaan BBM di kala dulu. 

"Baik yg terlibat di Petral-PES maupun Pertamina kembali duduk di ruang yg sama, bersama pakaian baru ISC," tegas beliau. 

Juga Sebagai info, PT Pertamina (persero) lewat satuan usahanya, Integrated Suply Chain (ISC) terhadap 23 Pebruari 2015 dulu kembali mengadakan tender LPG yg terdiri dari 22.000 MT butane & 22.000 MT propane. Tapi ISC-Pertamina menabrak aturan yg mereka untuk sendiri. Pasalnya, dalam tawaran tender ke peserta disebutkan utk pricing & loading bln April 2015. Tetapi, ISC-Pertamina justru memenangkan Keseluruhan bersama pricing Maret 2015. 

Dari data yg di terima Aktual, terdapat kerugian perusahaan Pertamina & negeri mencapai USD400.000 atau lebih kurang Rp5,2 miliar. Perhitungan kerugian berdasarkan atas perbedaan harga CP Aramco terhadap bln Maret 2015 di harga USD480/MT & bln April 2015 di harga USD465/MT.

Sumber: Aktual

0 Response to "Bukti ISC Tidak Berbeda dengan Petral-PES"

Post a Comment

Total Pageviews